Festival Legenda Unik di Jepang – Bukan hanya di Indonesia saja yang memiliki banyak sekali cerita yang bisa kita lihat. Jepang selalu punya sisi menarik tersembunyi di dalamnya. Bahkan orang-orang yang tinggal di sana pun tidak sepenuhnya mengetahui hal tersebut. Tanyakan saja mengenai festival-festival yang ada di sana, pasti tidak semua orang bisa menyebut semua festival budaya tersebut.
Berbicara tentang festival, Jepang punya beberapa festival budaya yang unik. Begitu uniknya sampai orang dari luar negeri mereka pun tidak bisa paham mengapa festival itu dilaksanakan. Berikut ini adalah festival budaya unik di Jepang yang terbilang susah dinalar secara logika.
1. Festival bayi menangis (naki sumo matsuri)
Festival ini dilaksanakan tiap April di Kuil Sensoji, Tokyo. Di acara tersebut, sejumlah orang tua akan berlomba siapakah yang memiliki bayi dengan tangisan paling keras. Bukan sembarangan, secara budaya tradisional tangisan bayi di Jepang dipercaya menjauhkan mereka dari setan-setan dan bisa tumbuh sehat serta bahagia.
Di festival itu, kamu bisa lihat orang tua saling mengadu suara tangisan anaknya. Caranya adalah orang tua tersebut akan meminjamkan bayinya ke pegulat sumo yang ada di sana. Lalu para pegulat sumo itu akan mencoba segala cara untuk membuat sang bayi menangis. Bisa dengan cara membangunkan paksa si bayi lewat suara bising dan lain sebagainya. Bayi dengan tangisan pertama, terkeras, dan terpanjang akan menjadi pemenang festival itu.
2. Festival pusar (hokkai heso matsuri)
Mungkin kamu pernah melihat tari perut. Di Jepang, tarian perut itu dijadikan menjadi semacam festival yang mana para partisipan akan berlomba melakukan tari perut. Di festival yang dikenal juga dengan nama hokkai heso matsuri itu, perut para penari akan digambar dengan berbagai objek. Mulai wajah badut, hewan, dan karakter-karakter lainnya.
Festival ini tidak setradisional yang kamu kira. Hokkai heso matsuri baru diadakan di Hokkaido pada 1969. Pertamanya festival pusar itu hanya untuk bersenang-senang warga lokal, namun menjadi terkenal dan diadakan rutin. Selain karena menunjukkan pusar lantaran menampilkan tari perut, penamaan pusar pada festival juga dikarenakan penyelenggaraannya yang ada di Furano, kota yang terletak di tengah-tengah Hokkaido.
3. Festival memaki (akutai matsuri)
Memaki orang dan melemparkan kata-kata kotor bukanlah hal yang baik. Tapi nyatanya Jepang menyelenggarakan festival yang mengharuskan orang-orang untuk saling melontarkan makian. Berkumpul di Kuil Atago, Ibaraki, ratusan orang akan mencoba menghujatkan makian sebanyak-banyakan kepada 13 pendeta yang mengenakan kostum tengu.
Ada latar kisah di balik penyelenggaraan festival ini. Saat di zaman Edo atau kurang lebih 200 tahun yang lalu, masyarakat di Ibaraki kebanyakan bekerja untuk industri garmen. Banyak pekerja yang stres akibat tekanan pekerjaannya tersebut hingga sering mengambil libur panjang dari membuat kimono. Lalu pada suatu hari, mereka menemukan cara yang lebih mudah untuk meringankan stresnya mereka tersebut: memaki.